Nyanyian Demokrasi, telah berkumandang
kemarin 9 Juli. Pun telah kita menunggu beberapa hari. Untuk mengetahui, siapa
presiden kita nanti. Dari persaingan sengit Prabowo dan Jokowi, Medan demokrasi
telah ramai dengan penuh harap menanti.
Dikatakan yang satu adalah sosok yang
tegas, berkoar-koar seperti proklamator 1945. Seolah membakar semangat, dengan
baju safari kebesarannya. Dengan peci seolah semangat nasionalisme Presiden
Pertama. Membungkam manusia setiap diksi dalam orasinya. Berbekal ilmu
mempertahankan Negara. Tegas, Berani. Katanya.
Yang satunya, disebut-sebut pemimpin
sederhana, merakyat dan biasa-biasa saja. Dengan kemeja putih, celana hitam,
dengan sepatu hitam bekas lumpur yang di taksir dengan harga Rp300.000,00 an.
Tak pandai berorasi. Tapi bisa memotivasi, member semangat yang berapi pada
mitra koalisi, relawan, dan semua masyarakat pada setiap lini. Dengan khasnya,
SALAM 2 JARI. Katanya.
Suara Rakyat Suara Tuhan !!!
Kami Siap Menang dan Siap Kalah !!!
Dengan segala visi-misi yang telah
disampaikan mereka dalam bait yang sudah tertata sebelumnya. Burung besi setia
menemani perjalanan mereka, dari tanah rencong hingga tanah Papua. Strategi
telah dikerahkan. Debat telah dilaksanakan, dengan saling klaim menguasai
setiap permasalahan. Subjektif!!!
Rakyat begitu dibodohi, dengan cara-cara
kotor demokrasi. Perpecahan antar umat hamper mencuat ke permukaan bumi,
mengeluarkan lahar panas yang semakin berapi. Yang sana melempar sini, yang
sini melempar kesana. Mereka saling lempar. Akhirnya, kami yang berada di
antara mereka lah yang terkena. Ditambah dengan pembodohan dari pilar
demokrasi, sebagian media menghilangkan sifat independennya. Memandang penuh
dengan Subjeknya.
Sampai kapan begini?
Belum lagi, survey quick qount hasil
pilpres yang
membingungkan public dengan kemenangan sama namun berbeda.
Siapa yang benar? Saling klaim pun terjadi.
Siapa yang benar? Saling klaim pun terjadi.
Diseberang sana, sudah deklarasi diri.
Tetangganya pun tak rela dan mengikuti. Katanya tetangga mereka berkuasa terhadap
media.
Siapa yang punya banyak media? Siapa
yang menguasi media?
Akhirnya, final ada pada KPU sendiri.
Tepat tanggal 22 Juli KPU selesai melakukan Rekapitulasi. Suara sah rakyat
skala nasional pun diketahui. Saling
klaim pun menciut dan menarik diri. Dengan berbagai alas an karena merasa
dicurangi. Katanya.
Nafas kami pun lega, hamper tak terkira.
Harap-harap cemas, penentu nasib bangsa lima tahun mendatang siapa. Menunggu
dari pagi, sampai terik matahari, hingga tak muncul lagi. Pukulan tanda
pengesahan Pemenang pilpres dilantangkan. Alhamdulillah, semua telah mengetahui.
Dari rangkaian prosesi pendaftaran, sampai deklarasi di Kapal Phinisi.
Dengan melantangkan SALAM 3 JARI = "Persatuan Indonesia"
Semua telah dilalui.!!!
Dengan melantangkan SALAM 3 JARI = "Persatuan Indonesia"
Semua telah dilalui.!!!
Dan kami masyarakat Indonesia mengucapkan selamat
kepada :
Ir. H. Joko Widodo – H.M. Jusuf Kalla,
dan terima kasih kepada :
H. Prabowo Subianto Djojohadikoesoemo – Ir. H.M. Hatta Rajasa.
Rakyat bangga kepada semua. Semoga ini yang terbaik untuk Indonesia ke depan. Aamiin
Ir. H. Joko Widodo – H.M. Jusuf Kalla,
dan terima kasih kepada :
H. Prabowo Subianto Djojohadikoesoemo – Ir. H.M. Hatta Rajasa.
Rakyat bangga kepada semua. Semoga ini yang terbaik untuk Indonesia ke depan. Aamiin